- Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2024 di Kecamatan Ngombol
- Ribuan Peserta Ikuti Apel Hari Santri 2024
- Pameran Museum Tosan Aji Purworejo
- Diikuti 14 Peserta, Band Competition Dibuka Pjs Bupati Purworejo
- Kunker ke Glamping DeLoano, Pjs Bupati Tekankan Pariwisata Terintegrasi
- KPU Purworejo Fasilitasi APK dan Bahan Kampanye untuk Paslon
- Peringati Hari CTPS Sedunia, Pjs Bupati Purworejo Ikuti Cuci Tangan Bersama
- Pjs Bupati Purworejo Hadiri Halaqoh Ulama Se-Eks Karesidenan Kedu
- Tunaryo Pimpin DPRD Kabupaten Purworejo Periode Tahun 2024-2029
- Dikunjungi Pjs Bupati Purworejo, Progres Bendungan Bener 49 %
KLANDARAN MEMILIKI SEJARAH
Berita Terkait
- PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK KETAHANAN PANGAN DESA AWU-AWU0
- DESA AWUAWU BANGUN POSKAMLING SECARA ADAT 0
- SOSIALISASI UPK EKS PNPM JADI BUMDESA BERSAMA0
- PENYALURAN BLT DD 2022 DESA JOSO0
- KONFERENSI SEKDES KECAMATAN NGOMBOL0
- PENYALURAN BLT DD 2022 DESA BOJONG0
- GOTONG ROYONG MBANGUN SISKAMLING0
- KEGIATAN POSBINDU DI DESA BOJONG0
- TOKOH NASIONAL DARI DESA SUSUK0
- PEMBINAAN PERSIAPAN EVALUASI LOMBA DESA0
Berita Populer
- RAPAT PLENO TERBUKA REKAPITULASI DAFTAR PEMILIH HASIL PEMUTAKHIRAN (DPHP) PEMILU 2024
- KEGIATAN POSYANDU BALITA DI DESA NGOMBOL
- PELANTIKAN BPD PENGGANTI ANTAR WAKTU (PAW) BPD DESA SUSUK
- TRADISI BERSIH DESA SAAT MEMASUKI BULAN SURO DI DESA LABAN
- PELATIHAN PIDATO BAHASA JAWA BAGI WARGA MASYARAKAT DESA NGOMBOL
- MUSYAWARAH DESA (MUSDES-RPJMDES 2019-2025) DESA DEPOKREJO
- PENUTUPAN TURNAMEN BOLA VOLI ARMADA CUP I 2019
- KEGIATAN KARANG TARUNA DESA PAGAK
- SEJARAH DESA KLANDARAN KECAMATAN NGOMBOL
- AKTIFITAS DI RUANG KASI TATA PEMERINTAHAN KECAMATAN NGOMBOL
Konon diceritakan secara turun temurun hingga menjadi legenda, khususnya masyarakat Desa Klandaran. Ada seseorang yang namanya tidak dikenal secara pasti, ia adalah pelarian dari kerajaan Majapahit yang menyamar menjadi buruh atau suruhan orang, sehingga ia dikenal dengan ki Glidik. Lama kelamaan karena Ki Glidik punya kesaktian, maka terkenallah nama Ki Glidik, sehingga Ki Glidik menjadi pimpinan masyarakat. Singkat cerita pada suatu hari diadakan pembagian wilayah kekuasaan diantara pimpinan masyarakat setempat, dan pada waktu pembagian wilayah kekuasaan Ki Glidik sedang bepergian untuk menyalurkan kesenangannya beradu burung gemak serta beradu ayam jago. Begitu pulang, Ki Glidik belum tahu kalau ada pembagian wilayah, namun pembagian wilayah belum selesai, Ki Glidik belum mendapatkan wilayah sedikitpun. Karena kelelahan, Ki Glidik langsung tertidur dibawah pohon ndaru. Teman-temannya merasa kasihan dan Ki Glidik dibangunkan dari tidurnya, lalu ditawari untuk mendapatkan wilayah dengan cara membakar hutan, dengan kesepakatan luas wilayah untuk Ki Glidik miliki seluas kumbul geni ( seluas dari pembakaran hutan tersebut ).
Maka dimulailah pembakaran hutan tersebut dimulai dari pohon ndaru, tempat Ki Glidik tidur. Berkobarlah si jago merah melalap hutan tersebut dari arah barat ( kulon ) ke timur. Setelah api itu padam, maka luas bekas jilatan api itulah sebagai wilayah yang menjadi hak kekuasaan Ki Glidik. Kemudian Ki Glidik berkata “ Kelak wilayah ini akan menjadi wilayah yang makmur, dan akan ku beri nama KULONDARUAN UMBUL GENI “. Karena titik awal pembakaran disebelah kulon ( barat ) tepat dipohon ndaru.
Kemudian pada suatu hari Ki Glidik meninggal dunia, dan dimakamkan tepat di bekas pohon ndaru. Lama kelamaan, nama KULONDARUAN UMBUL GENI berubah menjadi KLANDARAN. Sampai sekarang makam Ki Glidik diabadikan sebagai pepunden di Desa Klandaran, dan Ki Glidik lebih dikenal dengan nama Ki Bagus Glidik atau Mbah Kulon Ndoro Umbul Geni.
Ketika Belanda menjajah atau berkuasa di Indonesia, Desa Klandaran di gabung menjadi satu dengan Desa Susuk dan Desa Mendiro, hal ini dilakukan untuk mempermudah Belanda untuk mengawasinya, gabungan tiga desa tersebut diberi nama MANGUNREJO. Namun setelah Negara Republik Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 Desa Klandaran berdiri sendiri dengan Pemerintahan yang berdaulat hingga kini.
Menurut perkembangan Desa Klandaran, peristiwa penting yang terjadi sepanjang sejarahnya telah terjadi kepemimpinan / Kepala Desa sebagai berikut :
Tahun ( 1945 – 1974 ) Ronontono dan Tuwarno sebagai Sekretaris Desa dan diganti Sunarto
Tahun ( 1974 – 1990 ) Haryoto, Sp dan Sunarto sebagai Sekretaris Desa
Tahun ( 1990 – 1998 ) Parmono dan Tugimin sebagai Sekretaris Desa
Tahun ( 1998 – 2007 ) Sumino dan Tugimin sebagai Sekretaris Desa
Tahun ( 2007 – 2019 ) Suharno dan Tugimin sebagai Sekretaris Desa
Tahun ( 2019 – sekarang ) Gatot Sanyoto dan Heru Saptono sebagai Sekretaris Desa