CAPTURING INOVASI DESA BUDIDAYA MAGGOT DESA TUMENGGUNGAN

By Bregodo AwuAwu Langit 15 Jul 2019, 17:47:35 WIB Kegiatan
CAPTURING INOVASI DESA  BUDIDAYA MAGGOT DESA TUMENGGUNGAN

Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Ngombol (sdr. Hajar) beserta Pendamping Desa Pemberdayaan (sdri. Indri A.) dan Pendamping Lokal Desa (sdr. Syukur Leksono P. dan M. Mutaki Fatoni) mengadakan kunjungan ke Desa Tumenggungan Kecamatan Ngombol. Kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka kegiatan Capturing, yang merupakan bagian dari kegiatan Program Inovasi Desa. Capturing dalam Program Inovasi Desa merupakan salah satu langkah dalam proses penangkapan pengetahuan inovatif untuk menghasilkan dokumen pembelajaran.

Kegiatan Capturing TPID Kecamatan Ngombol hari ini di Desa Tumenggungan untuk mengidentifikasi bibit inovasi yang ada di Desa Tumenggungan yakni Budidaya Maggot. Maggot adalah larva dari jenis lalat Black soldier fly (Hermetia illucens) atau disebut juga dengan lalat tentara hitam.  Tim pelaksana Inovasi desa yang di pimpin oleh saudara Hajar meminta informasi kepada pengembang budidaya maggot Bapak Suradi dan kepala Desa Bapak Sudaryadi mengenai bibit Inovasi yang akan dimunculkan di Bursa Inovasi Desa yang akan digelar di akhir bulan Juli 2019.

Sebagai kegiatan pertama yakni capturing, ketua TPID kecamatan Ngombol beserta Tim PID kecamatan Ngombol melakukan serangkaian proses wawancara kepada pemilik budidaya maggot hingga Kepala Desa guna mengumpulkan data data yang dperlukan untuk pengangkatan Inovasi tersebut.

Sepanjang hidupnya, BSF (lalat tentara hitam) tak pernah makan. Oleh karena itu ia bukan lah hama. Larva-larva yang menetas dari ratusan ribu telur itu pun punya ragam manfaat.

“Makanannya sampah. Jadi kalau ada sampah sayuran atau buah dari limbah rumah tangga dapat di daurulang atau dikasih makan ke maggot,” ucap pemilik budidaya maggot. Maggot itu lantas dimasukkan ke ember. Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan pakan ikan dan ternak.

Budidaya maggot menjadi rantai penting lantaran hewan-hewan kecil ini lah yang menjadi pakan utama dalam budidaya perikanan dan peternakan secara organik yang tengah dikembangkan warga desa Tumenggungan. Tanpa maggot, biaya pakan melonjak berlipat-lipat.

Selain itu, ditemui secara terpisah Kepala Desa Tumenggungan merasa sangat senang apabila budidaya maggot Desa Tumenggungan ini dapat diangkat dalam Bursa Inovasi Desa. Kepala Desa Bapak Sudaryadi menambahkan, "selain pemasaran secara swadaya oleh pembudidaya, Desa Tumenggungan sendiri memiliki wadah guna menampung hasil budidaya maggot untuk dipasarkan nantinya melalui wadah BUMDES. Kami juga mulai merambah pasar online melalui Facebook, dan Alhamdulillah masyarakat mulai mengenal, tertarik, dan memesan melalui media online."

Semoga dengan diangkatnya Budidaya Maggot Desa Tumenggungan ini kedalam Bursa Inovasi Desa nantinya dapat direplika/diduplikat oleh Desa lain di Kecamatan Ngombol khususnya dan desa se Nusantara. Sehingga dapat tercapainya tujuan pengembangan ekonomi lokal dan percepatan pembangunan desa guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment